Artikel

4 MUSIM
Suatu hari seorang ayah menyuruh anak2nya ke hutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda.

Anak 1 disuruhnya pergi pada musim DINGIN, Anak 2 pada musim SEMI, yang 3 pada musim PANAS, dan yang ke 4 pada musim GUGUR.

Anak 1: pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok.
Anak 2: pohon itu dipenuhi kuncup2 hijau yang menjanjikan.
Anak 3: pohon itu dipenuhi dengan bunga2 yang menebarkan bau yang harum.
Anak 4: ia tidak setuju dengan saudaranya, ia berkata bahwa pohon itu penuh dengan buah yang matang dan ranum.

Kemudian sang ayah berkata bahwa kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda.

Ayahnya berpesan "mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yang sulit"

Opportunity:
Ketika kita sedang mengalami masa2 sulit, segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain bahkan berkata bahwa kita tidak mampu, bodoh dan bernasib sial. Ditangan Tuhan hidup kita berarti, tidak ada istilah "nasib sial" bagi orang percaya.

Kerjakan yang menjadi bagian kita dan percayalah Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya...
Jika kita tdk bersabar ketika berada dimusim dingin, maka kita akan kehilangan musim semi dan musim panas yang menjanjikan harapan, dan kita tdk akan memanen hasil dimusim gugur.

"Kegelapan malam tidak selamanya bertahan, esok akan datang fajar yang akan mengusir kegelapan."

Tuhan membuat segala sesuatunya menjadi indah pada waktuNya. Ucapkanlah syukur selalu!

Tuhan memberkati anda sekeluarga!

Aku Berubah Hanya Karena Dia

Dalam harian bahasa Mandarin "The Liberty Times" muncul sebuah tulisan kecil namun menarik perhatianku. Judul tulisannya berbunyi: "Aku berubah hanya karena dia". Penulisnya adalah seorang wanita yang mengisahkan bagaimana pertemuannya dengan seorang cowok telah mengubah cara hidupnya di masa silam, dan lebih lagi telah membantunya untuk sungguh menjadi seorang feminine.

"Sejak kecil aku selalu senang mengenakan pakaian cowok, mengenakan celana jeans, rambut dipotong pendek. Beberapa kali saya membangun persahabatan dengan lawan jenis. Namun lima pacarku pada akhirnya selalu saja menolak aku dan cerai karena aku kurang menunjukan sikap feminine. Namun sejak aku bertemu dengan 'dia' aku kini sungguh telah berubah. Sejak kecil aku tak pernah menyukai warna merah muda. Namun demi 'dia' saya mulai menyukai segala yang berwarna merah muda, mulai dari warna hand phone, pakaian, bahkan tali pengikat rambut. Sejak kecil aku senang memakai sepatu sport. Namun sejak bertemu dengannya saya sudah menjelajahi semua toko yang menjual sepatu yang bertumit tinggi. Sering kakiku lecet karena harus mengenakan sepatu kulit, tetapi saya menahan semua rasa sakit itu. Saya adalah seorang yang takut kedinginan, dan lebih senang memakai celana jeans panjang. Namun hanya karena 'dia' walaupun udara dingin, saya mulai memakai rok walau kadang aku harus diserang flu. Berbagai jenis rok, mulai dari jenis sutra hingga rok jeans mulai aku beli. Ini terjadi sejak saya bertemu dengannya. Dulu saya tak senang menggunakan parfum. Namun kini aku mulai belajar bagaimana harus memilih jenis minyak wangi, aku mulai belajar bagaimana harus merias diri. Hanya karena 'dia' aku kini telah berubah. Aku kini telah berubah menjadi lebih baik dari dulu, aku kini berubah menjadi seorang yang sungguh-sungguh perempuan, hanya karena 'dia'."

Dalam bacaan yang diambil dari Kisah Para Rasul 20:17-27, kita mendengar bagaimana Paulus berkisah tentang nasib yang pernah dan akan menimpa dirinya. Ia menasihati jemaat yang datang bertemunya di Miletus untuk bertekun mewartakan pertobatan kepada orang Yahudi dan Yunani sebagaimana telah diperbuatnya sendiri. Dan kini oleh desakan Roh, Paulus akan beralih menuju Yerusalem walaupun ia sendiri tahu apa yang akan terjadi atas dirinya di Yerusalem. Roh Kudus telah menyatakan kepada dirinya bahwa penjara dan sengsara telah menantikan kedatangannya di Yerusalem. Namun demikian Paulus tidak merasa takut. Paulus tidak melarikan diri, ia tidak mengelak. Ia dengan berani memasuki kota abadi Yerusalem, dengan berani menghadapi dan menerima tantangan tersebut.

Kita mengenal siapakah Paulus ini sebelumnya. Dahulu ketika Paulus masih menyandang nama seorang 'Saulus', ia adalah seorang musuh orang-orang Kristen. Ia adalah musuh para pengikut Kristus. Ia dengan berbagai cara telah berusaha agar kelompok kristen dibekukan, agar mereka tidak membuka mulut dan bersaksi tentang Yesus yang bangkit. Ia telah memberikan peritah untuk merajam Stefanus dengan batu hingga mati. Itu adalah kisah masa silam tentang Paulus. Namun saat ini ia telah berubah. Dan apa yang telah membantu perubahan mendasar dalam diri Paulus? Sama seperti tulisan kecil di atas, Paulus telah menjawab bahwa 'DIA' (Yesus yang bangkit) telah mengubah dirinya. Hanya karena 'DIA' Paulus kini berubah. Hanya karena 'DIA' Paulus kini bersedia menerima hukuman penjara, bahkan rela menerima ajalnya di ujung sebilah pedang. Hanya karena 'DIA'.

Apakah akupun telah ikut berubah? Apakah anda juga telah ikut berubah seperti Paulus? Apakah 'DIA' telah menjadi kekuatan yang bisa meluluhkan kekerasan bathin kita dan bangkit berdiri dan secara tegas bersaksi tentang 'DIA' yang bangkit? Semoga kitapun boleh berkata; Hanya karena 'DIA' saya kini telah berubah.